
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap skenario terburuk kondisi cuaca ekstrem di Indonesia. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, beberapa peristiwa cuaca terjadi secara bersamaan. Berita politik
BMKG memprediksikan beberapa fenomena tersebut akan bertepatan dengan puncak musim hujan di Tanah Air, menurut Antara.
Read More: Dampak Global Warming berpengaruh pada Erupsinya Gunung Semeru
Dwikorita menjelaskan salah satu fenomena iklim tersebut adalah La Niña, yaitu anomali suhu permukaan laut di kawasan Samudera Pasifik yang membuat suhu permukaan laut relatif lebih dingin dari suhu permukaan. laut di perairan. dari Indonesia yang semakin panas. Menurut analisis BMKG, suhu di perairan Indonesia mencapai 29 derajat Celcius. Berita hari ini
Fenomena lainnya, angin muson Asia yang menyebabkan peningkatan pembentukan awan hujan di Indonesia. Serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yaitu gelombang atmosfer yang mengangkut kumpulan awan hujan yang bergerak dari Samudera Hindia di zona tropis Afrika Timur atau Indonesia Barat yang masuk ke wilayah Indonesia untuk wilayah tersebut. dari Pasifik. .
Selanjutnya terdapat fenomena gelombang atmosfer yang terjadi di ekuator yaitu gelombang Rossby ekuator dan Kelvin yang meningkatkan potensi curah hujan. Ini juga menghangatkan permukaan laut di perairan Indonesia, meningkatkan penguapan. Berita Terkini
Keberadaan bibit siklon dan fenomena siklon juga diamati di berbagai titik yang secara tidak langsung dapat meningkatkan curah hujan dan kecepatan angin.
“Berbagai fenomena itu terjadi secara bersamaan, sesuai prediksi kita saat itu, kita buat empat skenario prakiraan, yang paling parah beberapa fenomena terjadi secara bersamaan,” kata Dwikorita. Vitamin dan Suplemen
BMKG memprediksikan skenario ini akan terjadi pada Januari-Maret 2021. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan curah hujan bulanan yang mencapai 300-500 mm atau setara dengan peningkatan curah hujan 40-80 persen dari normal.
Waspada
Melihat kondisi tersebut, Dwikorita teringat akan potensi dampaknya yaitu potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan masyarakat, serta hujan lebat disertai petir dan gelombang tinggi yang mereka membahayakan navigasi dan penerbangan.
Saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia atau 94 persen dari 342 wilayah musim telah memasuki puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari mendatang.
Sebagian besar daerah yang berada pada puncak musim hujan terutama sebagian Sumatera Selatan, sebagian Jawa, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Papua bagian barat dan selatan.
Direktur Pusat Informasi Perubahan Iklim Dodo Gunawan mengatakan, berdasarkan harian ketiga atau 10 hari di Januari, curah hujan sedang, sedangkan awal Februari diperkirakan cukup tinggi.
Selain itu, curah hujan bulan depan akan terus menunjukkan kategori tinggi, yakni bisa melebihi 500 mm.