Semua warga yang selesai diamati di Natuna telah kembali. Tidak ada pengecualian untuk warga negara Indonesia yang menjemput kru Wuhan ke Indonesia. Gaya hidup sehat

Bagian dari koleksi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu pesawat pilot Batik Air. Batik Air dipilih untuk mengangkut 238 orang Indonesia dari Wuhan ke Hang Nobody, Bandara Batam.
Pilot Batik Air, Destyo Husodo, berbicara tentang perjalanannya dari Jakarta, Wuhan dan kembali ke Indonesia. Tepat sebelum pergi, ada keraguan yang menghantuinya. Ini tidak lain adalah posisi pengamatan yang tidak jelas.
“Dia diberi tahu, tetapi pada saat itu dia belum diberi tahu bahwa dia akan berada di Batam atau Natuna. Tetapi ketika kami kembali pada akhirnya, kami memutuskan untuk pergi, apa pun yang diminta oleh negara agar kami siap mendukung,” kata Destyo pada saat kedatangan. di kantor Lion Air Group, Jakarta Timur, Sabtu (15/2).
Kekhawatiran mulai menghilang ketika Destyo menerima beberapa informasi bahwa pengamatan telah diputuskan pada Natuna. Awalnya, pengamatan menjadi momen yang juga mengganggu pikirannya.
“Jadi, pertanyaan pengamatan itu jelas mengerikan untuk dibuktikan, ya, kami juga tidak tahu kondisi apa yang ada. Tetapi dukungan Batik Air sangat berharga bagi kami, juga dukungan dari kelompok kerja lain yang berharga bagi kami, mereka datang ke kami beri kegiatan, “katanya.
Destyo mengungkapkan bahwa banyak hal dilakukan selama pengamatan. Mulailah bersikap pemalu sampai tidak lagi memalukan untuk berbicara dan saling mendukung.
“Mungkin 4 hari masih malu-malu, tetapi melalui ini kita katakan pada diri kita sendiri, ya, nasib yang sama, kita masih tetap berhubungan dengan teman-teman Angkatan Udara, ya, kita bisa memiliki lebih banyak teman, sangat bahagia,” jelas Destyo.
Pada akhirnya, 14 hari pengamatan berlalu. Pengembalian ini adalah momen yang sangat beragam. Destyo juga merasakan hal yang sama dengan penghuni lainnya.
“Ketika saya ingin kembali ke sini, ada juga kebingungan, kami senang, kami sedih, kami ingin berpisah, tetapi yang penting adalah tetap sehat,” jelasnya.

Dengan kondisi ini, Destyo sangat bersyukur bisa kembali dengan selamat ke Indonesia dan telah menyatakan virus korona yang sehat dan negatif. Dia juga ingat bagaimana kondisi Wuhan seperti kota hantu.
“Untuk situasi di Wuhan, pada saat itu situasinya sangat sepi, tetapi kami masih fokus bekerja sesuai dengan protokol yang dibuat oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, BNPB, kami bekerja sesuai dengan indikasi dan prosedur tetap yang sudah ditetapkan sebelumnya “kata Destyo.
Diketahui bahwa semua warga negara Indonesia di lokasi pengamatan Natuna, semuanya terbang dalam kelompok yang berbeda, yaitu, seratus warga dari kelompok pertama yang menggunakan Hercules, tiba pada pukul 3:30 malam dari Indonesia barat ke pangkalan udara. oleh Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Sedangkan sisanya diikuti oleh 2 Boeing 737.

Warga negara Indonesia dinyatakan sehat dan tidak terinfeksi virus corona setelah diamati selama 14 hari di Natuna. Sekitar 285 warga negara Indonesia yang telah kembali dari Natuna terdiri dari 238 warga negara Indonesia di Wuhan, sisa kru penerbangan Batik Air yang mengumpulkan dari Wuhan dan peralatan canggih.