
Pimpinan pusat Muhammadiyah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka mata atas banyaknya demonstrasi yang dilakukan berbagai elemen masyarakat. Demonstrasi itu terkait dengan penolakan undang-undang umum tentang penciptaan lapangan kerja.
“Dengan banyaknya manifestasi dan perlawanan dari berbagai elemen, pemerintah harus memahami iklim psikologis dan kekecewaan rakyat. Kita butuh dialog dengan elemen masyarakat, terutama yang ada yang keberatan, ”kata Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Muti Kamis (8/10). Berita hari ini
Mu’ti juga menegaskan, pemerintah sebaiknya tidak menggunakan pendekatan kekuasaan atau tindakan represif untuk membubarkan massa pengunjuk rasa. “Seharusnya tidak ada kekerasan,” ujarnya.
Selain itu, Mu’ti mengaku hingga saat ini pihaknya masih mengkaji UU Cipta Kerja setelah resmi diundangkan oleh pemerintah dan DPR RI. Tidak tertutup kemungkinan Muhammadiyah akan mengajukan uji materi terhadap UU Cipta Kerja. Berita Terkini
“Peninjauan kembali dilakukan jika ada pasal yang bertentangan dengan UUD 1945 dan ada kerugian konstitusional akibat penerapan suatu undang-undang,” pungkasnya.
Read More: Inilah perkataan Jokowi “Tidak Perlu soksoan untuk Lockdown Kota”
Sebelumnya Kamis (8/10) ini Majelis Eksekutif Persatuan Pelajar Indonesia (BEM SI) di Jakarta melakukan aksi di depan Gedung Negara, memprotes disetujuinya UU Cipta Karya atau hukum umum. Aksi dimulai pukul 10 pagi WIB dengan melibatkan banyak mahasiswa dari berbagai kampus.
Demonstrasi digelar di Istana Negara karena pengunjuk rasa dikabarkan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan untuk memberlakukan peraturan pemerintah alih-alih undang-undang (Perppu, red) untuk membatalkan undang-undang penciptaan lapangan kerja yang disahkan. oleh DPR Senin ini (5/10).
Banyak pasal yang dinilai bermasalah, sehingga mahasiswa meminta Omnibus Law dibatalkan. “Kita lebih tekankan agar Presiden bisa menyampaikan kepada kita semua, kepada massa aksi nanti, untuk mengeluarkan Perppu. Lebih ke arah itu,” kata Reny Haseian selaku perwakilan BEM SI. Berita politik
Reny mengatakan banyak mahasiswa dari berbagai kampus BEM di Indonesia akan ikut serta dalam aksi masif ini. Untuk Jakarta sendiri, puluhan BEM dari berbagai kampus siap mengikuti aksi ini.
“Soal jumlah orangnya kita belum tahu, masih sementara. Nanti malam akan ada lebih banyak kabar dari teman. Ada sekitar 20 kampus di Jakarta, ”pungkasnya. Vitamin dan Suplemen