
Direktur RSPI Rumah Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, mengatakan seorang pasien berusia 65 tahun meninggal di bawah pengawasan. Sebab, diketahui bahwa salah satu anaknya memiliki riwayat perjalanan dari Singapura, yang juga merupakan salah satu negara yang dinyatakan terinfeksi oleh wabah virus Corona atau COVID-19. Gaya hidup sehat
“Ya, karena dia bilang ada cerita tentang putranya dari Singapura,” Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta utara, mengatakan di RSPI, Jumat (3/3).
Selain itu, keparat itu saat ini tidak dirawat dengan staf medis. “(Diperlakukan) Tidak,” katanya.
Pasien yang meninggal diambil oleh keluarganya dan biasanya dimakamkan. Dalam hal ini, Syahril menekankan bahwa pasien yang meninggal tidak akan menular.
“Tidak. Itu berarti sudah selesai. Itu tidak menular. Semua telah didesinfeksi. Semua pasien yang telah dirawat secara terpisah, apakah manipulasi, pengobatan, adalah sama, sampai mati. Ketika mereka dibawa (almarhum) tidak Mereka menular lagi, “katanya.
548 Warga Pelaporan
Rumah Sakit Penyakit Menular (RSPI) Sulianti Saroso menerima 548 warga yang melapor ke Pos Pemantau Virus Crown atau COVID-19. Ratusan dari mereka bergabung dengan Pemantauan Orang Dalam (ODP).
“ODP 548. Jika ODP rawat jalan, ya,” kata Mohammad Syahril.
Syahril mengatakan kategori Pasien dalam pengawasan (PDP) juga tidak dirawat secara intensif di RSPI Sulianti Saroso. Karena itu, perawatan intensif yang dilakukan di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso hanya untuk warga yang dites positif tersangka dan Corona.
“Semua pasien dengan ODP dan PDP gratis, tidak perlu membayar karena negara akan menutupinya,” kata Syahril.